Main Article Content

Abstract

Ahlak menjadi indikator dalam peningkatan ahlak manusai disebuah Negara terkhusus Negara yang kental akan nilai-nilai islami. Baldatun Ṭayyibatun Wa Rabbun Ghafūr adalah sebuah karaketristik atas gambaran suatu negeri yang mana terdapat kebaikan alam dan kebaikan akhlak penduduknya. Secara lebih luas, ialah sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan dunia dan akhirat. Hakikat Baldatun Ṭayyibatun Wa Rabbun Gafūr merupakan keadaan negeri yang menjadi dambaan dan impian seluruh manusia. Penelitian ini terfokus pada penafsiran Baldatun Ṭayyibatun Wa Rabbun Gafūr surat Saba’ ayat 15 menurut Hamka dalam kitab Tafsir Al-Azhar. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian perpustakaan (Library research), dengan pendekatan deskriptif interpretatif. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif analisis, yaitu menguraikan sekaligus menganalisis dari data-data yang ada dengan beberapa langkah. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa menurut Hamka dalam tafsir Al-Azhar makna Baldatun Ṭayyibatun Wa Rabbun Gafûr ditafsirkan sebagai karakter negeri yang memiliki kondisi geografis tanah subur. Kondisi sosial penduduknya ialah ketika negerinya memperoleh kemakmuran tersebut harus menjadikan manusia dekat dengan Allah SWT, tidak kufur, melainkan harus tetap beramal sholih, senantiasa tetap berusaha dan bekerja meskipun nikmat Allah SWT telah melimpah ruah. Hikmah yang dapat diambil ketika kita selalu bersyukur dan beramal sholih ialah negeri tetap baik dilimpahi rahmat dan ampunan oleh Allah SWT.


Morals become an indicator in increasing human morality in a country, especially a country that is thick with Islamic values. Baldatun ayyibatun Wa Rabbun Ghafūr is a characteristic of the description of a country where there is the goodness of nature and the moral goodness of its inhabitants. More broadly, it is a country that gathers the goodness of this world and the hereafter. The essence of Baldatun ayyibatun Wa Rabbun Gafūr is the state of a country that is the dream and dream of all humans. This research focuses on the interpretation of Baldatun 'ayyibatun Wa Rabbun Gafūr letter Saba' verse 15 according to Hamka in the book of Tafsir Al-Azhar. The type of this research is library research, with an interpretive descriptive approach. Data analysis was carried out by descriptive analysis method, which was to describe and analyze the existing data in several steps. The results of this study can be concluded that according to Hamka in the interpretation of Al-Azhar the meaning of Baldatun ayyibatun Wa Rabbun Gafûr is interpreted as the character of a country that has fertile soil geographical conditions. The social condition of the population is that when the country gains prosperity, it must make humans close to Allah SWT, not kufr, but must continue to do good deeds, always keep trying and work even though the blessings of Allah SWT have been abundant. The lesson that can be taken when we are always grateful and do good deeds is that the country is still good, overflowing with grace and forgiveness by Allah SWT.

Keywords

Akhlak Baldatun Ṭayyibatun Corevalues Character Education Islamic Education Value Education

Article Details

References

  1. Ali, Z. (2007). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
  2. Asraman, A. (1994). Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
  3. Bahanuddin, N. (2016)). Ilmu Kalam dari Tauhid Menuju Keadilan. Jakarta: Prenadamedia Group.
  4. Baidan, N. (2002). Metode Penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  5. Dumair, N. (2016). Negeri Saba’ dalam al-Qur’an (Kajian Tahlili Terhadap QS Saba’/34 :15-17. Makassar: UIN Alauddin.
  6. Hamid, B. A. (2010). Ilmu Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.
  7. Hamka. (1980). Tafsir Al Azhar. Surabaya: Yayasan Lumitojong.
  8. Hamzah, M. (2003). Studi Al-Qur’an Komprehensif. Yogyakarta: Gama Media.
  9. Ilyas, Y. (2013). Akhlak Terhadap Allah dan Rasul Tafsir Surat al-H{ujurat. Jurnal Tarjih, 1-10.
  10. Mahjuddin. (2012). Akhlaq Tasawuf II. Jakarta: Kalam Mulia.
  11. Mustari, M. (2012). Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Laskhang Pressindo.
  12. Mustofa, A. (2020). Konsep Akhlak Mahmudah Dan Madzmumah. Jurnal Ilmuna, 49-68.
  13. Najib, M. (2016). Kisah Negeri Saba’ Dalam Al-Quran . Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo .
  14. Nashruddin Baidan. (2003). Perkembangan Tafsir Al- Qur’an di Indonesia. Solo: PT. Tiga Serangkai.
  15. Rahmat, M. (2016). Filsafat Akhlak. Bandung: Celtics Press.
  16. Salim, A. M. (2017). Metode Penelitian Tafsir Maudhu’i. Yogyakarta: Pustaka Al-Zikra.
  17. Suhayib. (2016)). Studi Akhlak. Yogyakarta: Kalimedia.
  18. Zahrudin. (2004). Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada.